sendi dasar bermain catur bab iv

RENCANA DAN PELAKSANAANNYA

BAB IV

Dalam bab-bab terdahulu sudah kita lihat, bahwa setiap ciri pada hakekatnya mempunyai ketentuan-ketentuan tertentu sebagai pedoman dalam melaksanakan

rencana-rencana.

Begitulah umpamanya pemunculan Gajah pada diagonal terbuka mutlak harus diikuti oleh penyerbuan bidak-bidak terhadap sayap yang di serang. Bila kita dapat menetapkan sesuatu ciri yang terdapat dalam setiap posisi secara jelas, maka penyusunan suatu rencana sudah tidak diperlukan lagi. Kita hanya tinggal mengikuti

ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan ciri itu. Tetapi pada umumnya tugas kita tidaklah begitu sederhana.

Pada kenyataannya dalam setiap bangunan terdapat banyak sekali ciri-ciri, yang penting maupun yang kurang penting, dengan ketentuan-ketentuan yang sebagian berjalan secara harmonis dan sebagian lagi yang saling bertentangan. Satu ciri menghendaki supaya kita membuka lajur-lajur sebanyak mungkin sementara ciri yang lain menginstruksikan kita agar tertutup, dan sebagainya. Menyelidiki mana yang terpenting atau baiknya dikatakan mencari ‘ciri penuntun’ adalah merupakan tugas utama si pemain.

Dan tidak hanya ciri-ciri yang ada saja yang harus kita harus kita perhatikan, bahkan juga ciri-ciri yang akan muncul kemudian.

Setiap ciri dapat kita jadikan sebagai titik-tolak atau sebagai tujuan. Dalam partai pertama (Bab I) kita lihat langsung langkah 9. Gc1 – d2 berikut Gd2 – b4 yang akan menghasilkan Gajah bagus untuk Putih (ciri yang akan muncul kemudian).

Bila kita berhasil mencapai tujuan dan dapat menambahkan ciri baru yang menguntungkan bagi bangunan kita, maka berdasarkan ciri yang ada itu dapat ditetapkan rencana pelaksanaanya, asal saja diperhatikan baik-baik. Bahwa itu adalah sesungguhnya ciri penuntun. Dalam hal ini ciri itu berfungsi sebagai titk tolak.

Dengan cara mengingat dan melaksanakan saja ketentuan yang sudah terkenal, kita tidak akan berhasil karena di samping itu masih diperlukan taksiran yang cermay mengenai cri-ciri yang muncul dalam bangunan yang ada.

Kekeliruan kecil dalam taksiran bisa membawa kita pada kesimpulan yang kurang tepat. Nampaknya seolah-olah semua penelitian yang sistematis ini tidak ada gunanya dan sama saj dengan penentuan langsung langkah yang didasarkan perhitungan-perhitungan yang ada di atas papan. Hal ini sebetulnya tidaklah demikian. Bilamana saya membuat kesalahan karena taksiran yang kurang cermat mengenai satu ciri, maka pengalaman saya tentang ciri ini akan bertambah luas dan pada kesempatan berikutnya saya bertemu lagi dengan ciri yang sama atau sejenis tentu saja tanpa ragu-ragu akan saya buat taksiran yang lebih baik. Kita lebih banyak belajar dari kesalahan-kesalahan yang kita lakukan.

Kalau saya membuat kesalahan perhitungan dalam suatu bangunan tertentu, memang dapat juga saya katakan bahwa berdasarkan pengalaman itu lain kali saya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Tetapi manfaatnya akan lebih sedikit, mengingat kemungkinan terulangnya bangunan yang sam itu kira-kira satu dalam seribu, sementara ciri yang sama bisa satu dalam sepuluh. Mereka yang bermain mengikuti ketentuan-ketentuan yang pasti dan senantiasa waspada terhadap ciri-ciri yang ada, akan lebih mudah meningkatkan mutu permainannya dari pada orang yang semata-mata bertindak atas perasaan atau perhitungan tanpa pernah bertanya tentang ‘mengapa’nya

Berikut ini diberikan

ICHTISAR DARI CIRI-CIRI

(dengan ketentuan-ketentuan yang patut diperhatikan)

A. Kelompok ‘Kelincahan gerak’

1.Gajah bagus dan buruk.

Ketentuan-ketentuan:

Usahakan menukar Gajah buruk kita dengan Gajah bagus lawan. Tempatkan Gajah buruk itu di luar susunan bidak, tetapi waspadalah terhadap bahaya: kemungkinan serangan ke arah sayap yang tadinya di jaga oleh Gajah itu. Hal yang terakhir ini terutama sekali berlaku bagi pihak yang bertahan, yaitu lazimnya pemain Hitam.

Bila formasi bidak-bidak masih belum tetap, hendaklah selalu diperhatikan hubungannya dengan nilai relatif Gajah kita sebelum menjalankan bidak itu ke petak yang tetap.

2. Lajur vertikal setengfah terbuka

Ketentuan-ketentuan:

Kuasailah dengan Benteng dan/ atau Menteri. Dudukilah petak terujung dari lajur ini, lebih baik dengan Kuda. Kemudian majukanlah bidak-bidak sedemikian rupa sehingga lawan akan memperoleh satu atau lebih bidak lemah (bidak terpencil atau bidak terbelakang) di lajur itu atau ;ajur sebelahnya.

3. Lajur vertikal terbuka

Ketentuan-ketentuan:

Kuasailah dengan Benteng dan/atau Menteri (Menteri sebaiknya di belakang Benteng)

4.Lajur diagonal terbuka

Ketentuan-ketentuan:

Kuasailah dengan Gajah dan/atau Menteri, lalu serbuan bidak terhadp sayap yang di serang.

5. Baris sebelum terakhir

Ketentuan-ketentuan:

Kuasailah dengan Benteng, Bila mungkin dengan kedua Benteng. Tunjanglah dan perkuatlah daya kerja Benteng itu dengan jalan memusatkan serangan, baik dari arah vertical maupun diagonal terhadap titik-titik lemah lawan yang terdapat pada baris itu.

6. Dua Gajah ( pasangan Gajah )

Ketentuan-ketentuan:

Bermainlah sebanyak mungkin untuk membuka lajur-lajur dan menyerang.

7. Medan tengah

Ketentuan-ketentuan:

Menciptakan daya tahan yang sebesar mungkin di medan tengah dan selanjutnya berdasarkan keunggulan dalam kebebasan bergerak bagi para perwira sendiri, melancarkan serangan terhadap pertahanan lawan. Serangan ini harus disiapkan secara cermat dengan penempatan para perwira secara terarah di belakang barisan bidak, kemudian bergerak maju di semua lini.

B: Kelompok ‘Petak-petak kuat dan lemah’

Ketentuan-ketentuan:

Petak kuat lebih baik diduduki oleh Kuda dan sesudah itu melancarkan aksi yang sedapat mungkin melibatkan kekuatan Kuda ini.

C.Kelompok ‘Susunan bidak’

1. Bidak lemah milik lawan

Ketentuan-ketentuan:

Menduduki atau menguasai petak lari bidak itu, kemudian memusatkan serangan terhadapnya.

2. Kelebihan bidak pada salah satu sayap

Ketentuan-ketentuan:

Majukanlah kelebihan bidak pada sayap itu sedini mungkin. Jangan lupa bahwa kelebihan pada sayap menteri pada umumnya lebih tinggi nilainya dari pada kelebihan pada sayap raja karena dengan mudah keunggulannya sudah dapat di rasakan sejak permainan tengah.

D. Bangunan Sayap-raja

1. Kelemahan karena langkah bidak

Ketentuan-ketentuan:

Serbuan dengan bidak-bidak ( ump. g2-g4-g5 terhadap h6, serta h2-h4-h5 terhadap g6 ).

2. Kelemahan disebabkan bidak tumpuk

Ketentuan-ketentuan:

Serangan dengan perwira – perwira.

3. Kekurangan perwira-perwira pelindung

Ketentuan-ketentuan:

Seranglah sayap-raja lawan terutama dengan para perwira. Sekarang sepatah kata lagi mengenai pelaksaan suatu rencana. Ini adalah soal menghitung kemungkinan-kemungkinan, dengan lain perkataan ‘kombinasi’, tetapi penhitungan itu hendaklah tetap di dalam batas-batas tertentu yang tercakup dalam rencana semula.

Tidak semua kemungkinan perlu diselidiki sampai sekecil-kecilnya. Kita sudah melihat hal ini ketika membahas partai pertama ( Bab 1 )

Namun ada kalanya juga muncul bangunan yang tidak bertumpu pada penanganan secara berencana (metode strategis ), tetapi memerlukan perhitungan yang cermat atas kemungkina-kemungkinan pada saat itu ( metode taktis ). Segala usaha yang bertalian dengan rencana untuk itu harus dikesampingkan. Dalam peristiwa semacam ini kita menyebutnya permainan kombinasi, sebagai lawan dari permainan posisi di mana ciri-ciri suatu bangunan memegang peranan utama.

Berikut ini diberikan dua buah contoh yang khas dari permainan kombinasi:

Lihat diagramn 30

DIAGRAM 30

Keadaan setelah 24. …… Me7 – d6

( Rubinstein – Hromadka, Ostrava 1923 )

Pada diagram 30 kombinasi Putih terletak dan bertumpu pada kedudukan Bg8 yang terancam dan baru kelihatan nanti pada saat terakhir. Perhitungan yang pasti di sini sangat diperlukan. Putih menyadari adanya kemungkinan kombinasi ini melalui beberapa petunjuk, seperti letak diagonal Gc4 – Bg8, kedudukan yang kuat dari Bf7 dan terutama sekali karena tiadanya kebebasan bergerak bagi Ra8.

Namun ketepatan dari kombinasi itu juga tergantung pada sejumlah besar keistimewaan – keistimewaan. Yang terpenting ialah jaringan variasinya suatu ciri khas untuk bangunan-bangunan yang mengandung kombinasi dan berlawanan dengan posisi.

Peyelesaian adalah sebagai berikut :

25. Mf2 – b6! Bd8 – d7

Memukul di b6 akan kalah karena 26. axb6+, Ga7 27. Bxa7+, Rb8 28. Bfxb7+, Rc8 ( suatu contoh yang amat bagus mengenai kekuatan sepasang Benteng sepanjang baris sebelum terakhir).

26. Gg1 – c5! Md6 – c7

Dalam partai sesungguhnya Hitam menjalankan 26. ……Bxf7 dan Putih menang secara mudah melalui 27.Gxd6.

27. Mb6 x c7 Bd7 x c7

28. Bf7 x c7 Gb8 x c7

29. Gc4 x g8

Dan Putih menang.

Akhirnya tumpuan kombinasi Putih benar-benar tertuju pada letak Bg8 yang terancam. Kombinasi yang terdapat dalam diagram 31 terletak pada apa yang dinamakan ‘beban lebih’. Pertama akan kita terangkan apa yang diartikan oleh istilah ini. Setiap perwira bisa menerima beberapa tugas (beban) sekaligus, umpamanya menjaga sebuah bidak dan mencegah mat. Tugas rangkap semacam itu bukan tidak mengandung keberatan; kalau satu perwira harus melaksanakan dua hal secara bersamaan, akan sulit baginya untuk menyelesaikan secara sempurna.

Dalam diagram 31 ini kita lihat Be8, Gf6 dan Kg6 mempunyai tugas lebih dari satu: Be8 ahrus menjaga Mc8, mengawasi e7 serta mencegah e4-e5; Gf6 melindungi petak-petak e5, e7 serta g7, dan Kg6 meendapat tugas yang persis sama seperti Gajah. Yang terpenting di antara tugas-tugas ini ialah penjagaan Mc8 oleh Be8; bila tugas ini diabaikan maka Mc8 akan melayang oleh Kh6+. Ancaman ini, berupa syah disertai serangan serentak terhadap Menteri hitam, menuntun kita kea rah yang tepat. Tidakkah Ke7+ bisa berbahaya buat Hitam? Pada saat sekarang memang tidak karena Hitam mempunyai jawaban berupa Gxe7 atau Kxe7, tentu tidak Bxe7? Yang menyebabkan hilangnya Menteri. Dari sini terlihat bahwa penjagaan petak e7 oleh Gf6 dan Kg6 luar biasa pentingnya bagi Hitam. Dengan perkataan lain, hanya salah satu saja dari perwira ini yang tersedia bagi penjagaan petak e5. Oleh sebab itu, walaupun bertentangan dengan penilikan secara dangkal, Putih memiliki keunggulan dalam bentuk pengawasan atas petak e5 dan dapat melanjutkan sebagai berikut:

DIAGRAM 31

1. e4 – e5 d6 x e5

Lebih baik 1. ….. h5. Pembahasan tentang akibat-akibat dari langkah ini berada di luar tema kita dan karena itu kita kesampingkan.

2. f4 x e5

Gajah hitam yang terancam tidak mempunyai petak lari lagi: kalau Ge7 menyusul 3. d6, dan jika Gd8 3. Kh6+. Memukul e5 berarti kalah juga.

2. ………. Kg6 x 35

Terhadap Gxe5 berlaku jawaban yang sama.

3. Be2 x e5!

Putih menang paling tidak satu perwira.

3. ……… Gf6 x e5

Atau 3. …. B x e5 menyusul 4. Kh6+ (lebih cermat dibanding 4. Ke76+)

4. Kf5 – e7+ Menang Menteri

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar