Kalam jiwa………!

Nabiyullah syis a.s, mendapatkan sukhuf sebanyak 60 sukhuf
Nabiyullah Ibrohim a.s, pun mendapatkanya.
Musa a.s juga mendapatkan sukhuf selain taurot.
Isa a.s, mendapatkan injil.
Dan sang wasilatul a’dhom mendapatkan al qur’anul karim, semuanya dibulan romadhon.
Lantas berita tentang adanya wahyu yang turun dari langit itu akan kita jadikan apa ? semantara rosulullah Muhammad, menjelaskanya maksud turunya wahyu ilahiyah yang tak dapat kita cerna dengan akal pikir, melalui asbabunnuzul sebagai bentuk penangkapan realisasi.
Dan ketika semua wahyu terkumpul dalam al qur’an yang terdiri 114 surat, dalam 30 juz dijadikan sebuah sumber imajinasi spiritual mengapa kita hanya menjadikannya sebuah bacaan kalimat-kalimat sastra, kita jadikan dasar saling ber-argumentasi, yang hanya menimbulkan rasa persaingan perdebatan sengit dan siapa yang paling ngotot itulah pemenang nya yang belum tentu di jadikan acuan dalam sikap.

Kemanakah al huda lilmuttaqin nya albaqoroh yang menjadi rujukan petunjuk dari segala petunjuk? Sementara ayat-ayat qur’an hanya menjadi sumber untuk mematahkan pendapat orang lain, tanpa pertimbangan mencari sebuah petunjuk.
Aku menemukan kalam ilahiyah hanya dijadikan sumber menuju kekuasaan, kesuksesan, mencari uang, dan menjatuhkan lawan dengan alasan membela kebenaran, mencari ketenaran dengan memporak porandakan fasilitas umum dengan dalil amar makruf nahi mungkar.
Aku bertanya dalam hatiku : sejak kapankah ALLAH minta perlindungan kepadamu sehingga kita jadi pembela ALLAH….?
Mulai kapankah islam butuh perlindungan sehingga kita berlagak menjadi pembela islam? ALLAH gak butuh kita bela sebab ALLAH tetap agung meskipun seluruh isi dunia tak menyembahnya?
Islam tetap terlindungi oleh ALLAH karena kitalah berlindung dibawah islam. Kesombombongan apa lagi yang sedang melanda kita saat ini…?
Kita bagaikan fir’aun-fir’aun baru, yang seakan agama dan tuhan adalah tanggung jawab kita. Taksilul khasil kita membela ALLAH, amatlah janggal jika kita membela Islam, sebab kita meratap menghiba memohon perlindungannya, lewat islam kita bernaung tanpa dapat merengkuh nya
Sebab dialah yang paling agung dan di agungkan suci tanpa kita sucikan
Dia lebih perkasa sehingga gak butuh pembelaan dari kita….?
Janganlah kita tergelincir oleh ambisi kita sehingga kita sok jadi pahlawan karena membela agama ALLAH.
Iblis sang laknat sejati tak berani melangkahi wajibal wujud, setiap ia menyesatkan anak adam takdim penuh kesadaran wa izzadaka.
Fir’aun pun mengatakan amanna birobil’alamin robi musa wa haruun.
Lalu ayat manakah yang kita jadikan rujukan kesombongan kita, dalil mana yang dapat kita jadikan isbat untuk jadi takabbur dengan mengaku-ngaku menjadi pembela allah. Ngeri rasanya merasakan penyakit hati kita ini, lebih parah bahayanya dari pada HIV yang mematikan manusia tapi membawa tobat. Tapi penyakit hati kita telah mematikan jiwa-jiwa kita.
Apalah arti al qur’an jika tak jadi petunjuk.
Untuk apa sahadat jika tak pernah tawadhuk.
Mengapa sholat jika tak menuju kepada dzikrullah
Guna apa puasa jika tak membawa taqwallah.
Zakat kita tunaikan tapi kita tetap kikir.
Pergi haji berulang-ulang buat apa jika sebagai pemisah antara si-kaya dan si-miskin.
Ketika kalam jiwa menyeruak dalam kalbumu tak seorangpun tau.
Kepahamanmu tentang kebutuhan perlindungan allah tak menutupmu dari hakikat syahadataini. Semua terucap tanpa kata, tersurat tanpa kalimat, sebab kalam jiwa hanya milik orang-orang yang punya jiwa,
Salam manis…… cak im

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar