Perlindungan ALLAH terhadap hambanya untuk tidak sombong!
Al kisah, pada proses penciptaan adam sebagai pengganti penghuni bumi tercinta dari penghuni sebelumnya banyak di tentang oleh makhluk-makhluk yang ada : abdul kharis atau izzazil menyampaikan tentang lamanya dia beribadah yaitu tiga ratus taun.
Sementara para malaikatpun menyanpaikan:” kurang patuhkah hamba sehingga jujunganku robul izzati, mencipta penghuni bumi yang akan mengadakan pertumpahan darah untuk yang ke dua kali” dan ALLAH pun bersabda sya lebih tahu apa yang kamu tidak tahu! Dan semuanya terdiam sami’na wa ato’na.
Dan ADAM pun diwujudkan sebagai kholifah fil adr;d dan berhak berdiam di sorga, dan semuapun bersujud atas printah ALLAH . Atas anugrah itu adam pun terbuai sehingga di merasa mahluk yang paling mulia. Padahal gelar mulya terhadap ALAH di tentukan oleh takwanya dan itu memang pantas di sandang ADAM tanpa kesombongan.
Dan memakanlah ia pohon larangan dantanpa merasa bersalah, sebab ialah kholifatul ardhi.yang tak tersantuh dosa.Sehingga ALLAH mengingatkannya dan di keluarkan dari surga.
Sang kholiilullah IBBROHIM A.S. terbuai atas kezuhudannya, sehingga apapun yang menjadi kesusahan kumnya di dapati sebagai kesusahannya pula, maka kaumnya pun mangatakan bahwa ibbohim adalah manusia terzuhud tak kala ibbrohim terbuai dengan pujian ia bersabda jangankan harta anakpun seandainya allah memerintahkan untuk di sembelih dijadikn kuban maka akan aku laksanakan, dan allah pun ngingatkan nya .di anugerahi ibbrohim anak dan setelah mencapai umur maka di perintahkannya untuk menyembelih sebagai kurban, dengan terpaksa ibbrohim melaksanakannya, tapi allah menyayangi hambanya dan di sampaikan bahwa itu akibat kesombongannya maka digantilah pengorbanan itu dengan binatang ternak.
Pada situasi yang lain MUSA A.S. setelah turun dari bukit turisinina’ yang di bukit itu ia dapatkan petunjuk, jelas tentang kedudukan ALLAH sebagai tuhan iapu menyombongkan diri. Dan bependapat jika demikian akulah makhluk ALLAH yang paling pandai. Maka ALLAH mengingatkan MASA A.S. yang ia dapati kaumnya selalu tak pernah faham dengan apa yang dismpaikan MUSA A.S. dan selalu berbuat dzolim danALLAH menurunkan azab setiap kedzoliman berlangsung dan MUSA A.S. di paksa selalu berdo’a untuk terlapas dari adzab: maka berseru kaum MUSA A.S. amanna bi robbil a’lammin robbi MUSA WA HARUN, tapi setelahnya ingkar lagi. Sehingga MUSA A.S. pun sadar bahwa kepandaiannya belum pumya manfaat dan bergurulah ia pada nabiyullah khidzir a.s. untuk mendapatkan pemahaman ismu al a’dhom.
Mengacu dari kisoh ambiyak: maka dapatlah kita ambil pelajaran betapa bodohnya kita , I’tibar kehidupan membawa kita ke jenjang kesadaran murni terhadap
Mumkinal wujud untuk selalau bergantung pada wajibal wujud.
Tanpa daya dan upaya selain atas petolangan sang wajbal wujud. Dalam ibadah sekalipun kita selalu bergantung pada ‘lakhaula wala kuwata illabillah.”pelaksanaannyapun kita bergantung pada hidayah dari padanya, lantas apa yang dapat kita sombongkan?
Sementara waktu:! kita asyik dengan pentakfiran, mengkafirkan orang lain sementara kita tenggelam dalam kekfiraan yang nyata, sebab kita melampoi batas anbang kewajaran mumkinal wujud. Bukan kita yang menentukan kebenaran ibadah seseorang tetapi ALLAH lebih tahu apa yang tidak kita ketahui.
Cak im…………….!
Kafiiiiiiir……………………….!
Yaa rooob…..
Kesesatanku telah menggapai ambang batas alam nasyut…!
Kekufurankuranku tak terampuni lagiiiiii.
Seandainya maafmu telah habis aku terima yaa…roob..!
Hanya satu terimalah pengakuan terdalam dari lubuk hatiku .
untuk tetap kauterima sebagi hambamu.
dengan sepenuh keridhoanmu wahaii… roobku.
Seandainya surga telah tertutup untuku , aku rela yaa…roob”
tapi jangan biarkan aku dalam neraka” .
dan terimalah tobatku.
Aku terlalu asyik menilai ibadat orang lain seakanakan aku ini tuhan,
yang dapat menentukan kebenaran ibadat orang lain.
Aku sibuk menyalahkan orang lain seakan akan aku orang pling suci .
sementara urusan ibadah mereka itu bukan aku yang menentukan.
Yaa… ALLAH aku lah makhluk terlaknat didunia.
Hukum aku yaa ALLAH.
La ilaaha alla anta subkhanaka innikutu minadzolimiin.
Hambamu yang tak berdaya ini bersimpuh di khadzirakmu.
Hambamu yang somong ini mengharapkan keridhoanmu.
Dan biarkan ta’dzimku bertengger di haribaanmu.
Yang dho’if ( cak im )
menyak kesombongan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar